Wanita Teragung Se-jagat Raya

Taken from : 35 Sirah Shahabiyah

(Mahmud Al-Mishri)


 

KHADIJAH BINTI KHUWAILID ra.
Wanita Teragung se-Jagat Raya


Khadijah ra. Sosok wanita yang cahayanya memancar dengan cemerlang di dalam cakrawala keimanan, kesucian, kehormatan, kemuliaan, kedermawanan, dan kesetiaan. Demi Allah, setiap peristiwa yang dialami oleh Khadijah ra. Adlah obat bagi setiap hati yang nestapa dan membersihkan pikiran dari noda dan aib, serta teladanan abadi di masa yang nyaris kehilangan teladan sejati. Khadijah adalah sosok wanita teladan dalam Islam yang sangat mengagumkan.

Walaupun beliau orang kaya, cantik, dan terpandang dan bahkan banyak dari kalangan kaum Quraisy yang berebut hendak meminangnya, namun beliau justru memilih seorang pemuda sederhana tapi mulia, Rasullulah SAW sebagai pendampingnya.Khadijah adalah manusia pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya sekaligus sebagai orang pertama yang masuk Islam. Beliau berdiri di sisi Nabi sang suami tercinta, untuk memberikan pembelaan dan bantuan, menolongnya dalam menghadapi siksaan dan gangguan yang sangat bengis. Dengan sikap yang demikian tersebut, Allah meringankan Nabi-Nya.Khadijah menyeru kepada Islam di sisi suaminya dengan sepenuh perkataan dan perbuatannya. Dan hasil yang pertama dari seruan tersebut adalah masuk Islamnya bekas budaknya yaitu Zaid. Ujian keras menimpa kaum muslimin dengan bentuk yang berbeda-beda, sedangkan Khadijah tetap berdiri bersama suaminya Rasullulah SAW dengan kokoh seperti gunung yang tinggi puncaknya.Khadijah selalu bersabar, dan hanya mengharapkan ridho-Nya. Di saat mendapati ujian, kesabaran dan keimanannya semakin bertambah.



Identitas Khadijah ra.

Ummu Al-Qasim binti Khuwailid bin Asad bin Abdul 'Uzza bin Qushai bin Kilab. Keturunan suku Quraisy dari keluarga bani Asad. Az-Zubair bin Bakkar berkata "Pada masa Jalilla, Khadijah ra. Dijuluki Ath-Thahitah (wanita suci). Ibunya bernama Fátima binti Za'idah Al'Amiriyah. Suazi pertamanya Abu Halah bin Zurarah At-Tamimi (meninggal). Kedua ahíla 'Atiq bin 'Abid bin Abdullah bin Umar bin Makhzum. Lahir di Ummur Qura (Makkah), 15 tahun sebelum Tahun Gajah.

Sebuah Perenungan Jiwa

Khadijah ra. Hatinya bersih dan jiwanya ridho. Pikirannya matang, terhormat, taat beragama, pandai menjaga kehormatan, dan dermawan, serta salah seorang yang dijamin masuk surga. Beliau istri pertama Rasulullah saw dan memberi keturunan pada Rasulullah.

Mimpi Memeluk Bintang

Khadijah ra. Seorang wanita yang gigih, memiliki semangat tinggi, berwawasan luas, dan suka dengan nilai-nilai religius, kebersihan dan kesucian. Khadijah ra. Bermimpi ada matahari dari langit kota Mekkah dan berhenti tepat di atas rumahnya. Seluruh sedut ruangan dihiasi dengan sinar yang indah. Waraqah bin Naufal, sepupu Khadijah ra. Berkata bahwa rumahnya akan dimasuki cahaya kenabian.

Pernikahan yang Penuh Berkah

Khadijah ra., wanita yang sangat terhormat dan kaya raya. Khadijah ra.tertarik dengan Muhammad saw, karena beliau menunjukkan perbuatan mulian dan mau berkorban, serta tidak tergiur harta dan kecantikkan Khadijah ra. Saat menikah, Khadijah ra. Berumur 40 (usia matang seorang ibu) tahun dan Muhammad saw 25 tahun (usia matang seorang pemuda).

Kebijaksanaan dan Kecerdikkan Khadijah ra.

Khadijah ra.mencari kepuasan jiwa, kekayaan hati, dan kemuliaan akhlak. Khadijah ra.menemukan lelaki sejati yang semburna segala segi, baik akhlak, kehormatan, kejantanan, kepedulian.

Keturunan yang Penuh Berkah

Khadijah ra.melahirkan anak-anak yaitu; Al-Qasim, Zainab, (Ruqayyah), Ummu Kultsum, Fatimah, Abdullah (lelaki baik dan lelaki suci). Semua anak lelaki meninggal saat masih kecil dan yang wanita tumuh dewasa. Khadijah ra.ialah seorang istri yang ideal, yang memahami cara membahagiakan hati suazi dan anak-anaknya.


Dermawan dan Mengutamakan Orang Lain

Khadijah ra.adalah seorang wanita yang Sangat dermawan dan pemurah, menyukai hal-hal yang disukai oleh suami dan sekuat tenaga membahagiakan hati suami. Menyambut suami dengan penuh kelembutan, kasih kasing, dan keimanan yang mendalam. Khadijah ra.sanggup kehilangan segalanya; kenyamanan, kemewahan, dan kenikmatan, karena lebih memilih untuk tetap mendampingi suami dalam menjalani masa sulit. Belaiu adalah wanita yang dibekali oleh Allah dengan kebijaksanaan, pandangan yang jauh, kepribadian yang suci, dan hati yang tajam.

Keluarga yang Penuh Berkah

Khadijah ra., manusia pertama yang memeluk Islam, diikuti putri-putri dan keluarganya. Keluarga yang paling agung di muka bumi. Dari sanalah lahir pemimpin para wanita ahli surga dan saudara-saudaranya.

Tahun Duka

Kaum muslimin baru saja lepas dari penderitaa berat selama masa pemboikotan, tiba-tiba Nabi saw, mendapat musibah yang besar, Khadijah ra. Meninggal dunia, yang disusul dengan Abu Thalib. Khadijah ra., wanita yang paling tulus, ia ibarat angin kedamaian dan kebaikan yang sanggup mengeringkan dari Rasulullah saw, yang bercucuran peluh karena menerima wahyu. Beliau Sangay menghormati suami, walaupun beliau lebih kaya dan lebih tua 15 tahun.

Menyelami Pribadi Bunda Khadijah
"Tidak, demi Alloh, aku tidak pernah mendapat pengganti yang lebih baik daripada Khadijah. Ia yang beriman kepadaku ketika semua orang ingkar. Ia yang mempercayaiku tatkala semua orang mendustakanku. Ia yang memberiku harta pada saat semua orang enggan memberi. Dan darinya aku memperoleh keturunan, sesuatu yang tidak kuperoleh dari istri-istriku yang lain"
(Pernyataan Rosululloh SAW mengenai Khadijah RA). Tak dapat dipungkiri bahwa Khadijah RA adalah sosok yang sangat fenomenal. Tak hanya karena akhlaknya yang begitu mulia, tetapi juga karena kecerdasan dan ketabahannya yang begitu luar biasa. Khadijah RA, istri yang paling dicintai Rosululloh SAW. Ia rela mengorbankan seluruh harta dan jiwanya untuk dakwah Rosululloh SAW. Ia, dengan segala kebijaksanaan, kematangan, dan integritas dirinya selalu berusaha menyokong, meneduhkan hati, serta menghapuskan duka lara Rosululloh SAW. Dialah yang selalu menguatkan tekad serta mengobarkan semangat Rosululloh SAW dalam mengemban risalah dakwah Islam. Dialah Khadijah RA, yang telah mendapatkan salam istimewa dari Alloh SWT serta malaikat Jibril. Bahkan telah dijanjikan oleh Alloh SWT untuknya sebuah rumah yang terbuat dari permata di Surga, yang didalamnya tidak ada keramaian dan keletihan.

Khadijah Mengajarkan Cinta Kepada Kita

Diriwayatkan dalam sahih Bukhari dengan sanadnya, dari Ibnu Syihab dari Urwah bin Az Zubair dari Aisyah, ummul mukminin menceritakan hadits tentang pemulaan turunnya wahyu, yaitu ketika Malaikat Jibril turun menemui Muhammad di gua Hira' dan memintanya membaca " iqra' " tiga kali. Tiga kali juga Muhammad saw. menjawab"Maa ana biqari' ", menegaskan bahwa beliau tidak bisa membaca. Kata "maa" merupakan penafian atau pengingkaran bahwa memang beliau tidak sanggup membaca sama sekali. Kemudian Jibril mendekapnya dengan kuat. Peristiwa tiba-tiba itu membuat Muhammad saw. takut dan khawatir terhadap dirinya. Muhammad saw. segera pulang menemui Khadijah binti Khuwailid ra seraya berkata, "Selimuti aku, selimuti aku." Dengan sigap Khadijah menyelimutinya, perlahan rasa takut mulai menghilang. Setelah merasa tenang, Muhammad saw. menceritakan kejadian yang dialaminya. "Sungguh saya takut terhadap diriku." pungkas Muhammad saw.

Aisyah istri Rasulullah saw. sangat cemburu dengan Khadijah , namun demikian, Aisyah secara amanah meriwayatkan kisah ini apa adanya, tidak dikurangi sedikit pun. Subhanallah! Muhammad saw. "betah" berkeluarga dengan Khadijah, bahkan beliau mengkhususkan curhat kepadanya atas kejadian yang dialaminya. Padahal Khadijah ra tidak sendirian di rumahnya, Khadijah bersama anak-anaknya -bukan anak Muhammad dari hasil pernikahan dengan Khadijah. Seandainya Muhammad saw. tidak "betah" di rumah Khadijah, pasti beliau tidak akan pulang ke rumah Khadijah di saat dirinya dihantui ketakutan seperti itu. Muhammad saw. minta diselimuti, ketika rasa takut dalam dirinya lenyap dan rasa khawatir yang menyelimuti jiwanya hilang, Muhammad saw. baru menceritakan apa yang terjadi. Rasa takut yang demikian hebat mampu menghalangi berpikir jernih dan menghambat berinisiatif secara cepat dan tepat.

"Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, diapun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) kami tentang kaum Luth." Huud:74

Muhammad saw. terkenal sebagai seorang yang selalu menjaga kehormatan dan kepribadian dirinya, sehingga tidak mungkin beliau meminta diselimuti, kalau bukan karena kondisi yang menimpa dirinya sedemikian hebat. Namun, rasa takut dan khawatir yang dialami Muhammad saw. adalah hal yang wajar, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya juga demikian,

"Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth." Huud:70

"Maka Musa merasa takut dalam hatinya." Thaaha:67

"(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Adz Dzariat:28

Muhammad menceritakan kejadian yang dialaminya setelah beliau benar-benar merasakan ketenangan. Muhammad memilih Khadijah sebagai tempat curhat beliau. Kenapa? Karena Khadijah orang yang paling tahu tentang dirinya, orang yang paling dekat dengannya, Khadijah tahu, bahwa apa yang diceritakan suaminya adalah benar. Sekaligus Muhammad saw. juga paham bahwa istrinya mampu memberi jalan keluar dari peristiwa yang hadapinya. Khadijah seorang yang cerdas, mengetahu solusi jitu atas apa yang dialami suaminya, termasuk perihal yang belum pernah terjadi sekalipun. Permulaan turunnya wahyu merupakan tahapan baru bagi kehidupan Muhammad saw. turunnya wahyu dengan tiba-tiba menjadikan diri beliau berubah statusnya. Turunya permulaan wahyu ini sebagai deklarasi tersambungnya kembali antara langit (risalah Ilahiyah) dengan bumi (tugas penyampaian dan sikap optimisme hidup). Tersambungnya kembali jalinan langit dan bumi, setelah sebelumnya terputus beberapa abad. Inilah proses penguatan jiwa Muhammad saw. sebagai seorang manusia untuk menerima risalah Ilahiyah. Karena itu, Muhammad saw. berkata, "Saya takut terhadap diriku sendiri" rasa takut terhadap apa yang ia lihat dan di dengar itu bagian dari tipu daya jin atau dukun, sebagaimana yang dipaparkan dalam buku-buku sirah tentang ketakutan Muhammad saw. terhadap dirinya. Khadijah menjawab dengan mantap, karena dilatar belakangi pengenalan panjangnya terhadap pribadi Muhammad saw. sejak menjadi pedagang. Pengenalan panjang Khadijah sebelum menikah dengan Muhammad, yaitu informasi di dapat dari pembantunya yang bernama Maisaroh -seorang laki-laki- yang menemani Muhammad saw. berdagang ke Syam, di mana Maisaroh melihat awan dengan mata kepala sendiri berjalan menaungi Muhammad saw. di suasana terik matahari. Dalam riwayat lain dua malaikat menaungi Muhammad saw. kemana saja ia berjalan dari terik matahari. Atau berteduhnya Muhammad saw. di bawah sebuah pohon. Seorang Rahib yang melihat kejadian itu berkomentar, "Tidak ada orang yang berteduh di pohon ini kecuali ia adalah seorang nabi, sebagaimana diterangkan dalam kitab asli kami." Dan ketika diceritakan ciri-ciri Muhammad, maka itu persis tertulis dalam kitab mereka.Kisah ini ditulis di banyak buku sirah, seperti sirah Ibnu Ishaq, sirah Ibnu Hisyam, sirah As Suyuthi, sirah As Suhaili dan lain-lain. Makanya, ketika Khadijah menjawab dengan mantap, "Tidak, sekali-kali tidak" adalah berdasarkan data-data panjang yang ia ketahui sebelumnya. Jawaban yang juga tidak diduga Muhammad saw. sendiri. Jawaban tegas, memancar dari aliran cintanya kepada suaminya. Kenapa tidak? Karena Khadijah yakin bahwa beliau adalah utusan Allah swt. untuk umat ini.

Khadijah segera mencarikan informasi kepada tokoh agama, Waraqah bin Naufal, atau kepada pendeta Buhaira tentang kejadian yang dialami Muhammad saw. Keduanya berkomentar, bahwa Muhammad seorang nabi akhir zaman untuk umat ini. Proses nikahnya Khadijah dengan Muhammad pun unik, dimana Khadijah meminta salah seorang wanita Quraisy untuk mempengaruhi Muhammad dengan menceritakan keistimewaan dan kelebihan Khadijah. Di akhir lobi, wanita itu menawarkan kepada Muhammad, bahwa Khadijah layak menjadi Istrinya, dan Muhammad cocok menjadi suaminya. Dengan ditemani pamannya, Abu Thalib dan paman-paman yang lain, Muhammad saw. melamar Khadijah. Sejarah sirah mencatat, bahwa Khadijah ketika itu sebagai seorang pebisnis ulung yang sangat kaya raya. Kisah lain yang menguatkan bahwa Muhammad saw. seorang Rasul adalah sebagaimana diriwayatkan Imam Baihaqi dari Ibnu Ishaq, bahwa Khadijah bersanding dengan Muhamamd saw. di dalam rumahnya. Khadijah berkata, "Apakah engkau melihat Malaikat Jibril? Muhammad menjawab, "Ya". Maka Khadijah masuk kebilik kamarnya dan bersanding dengan Muhammad seraya membuka tutup kepala dan cadar yang dipakainya. Khadijah kembali bertanya, "Apakah engkau masih melihatnya? Tidak, jawab Muhamamd saw. Khadijah berkomentar, Ia bukanlah setan, ia adalah malaikat wahai putra pamanku. Khadijah yakin dan bersaksi bahwa apa yang dibawa Muhammad saw. adalah kebenaran. Demikian, kita melihat sikap bijak ummul mukminin, Khadijah ra. Dirinya menjadi dewasa dan matang bersamaan dengan kejadian-kejadian yang dialaminya. Khadijah menjadi mudah menyelesaikan persoalan bersamaan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Khadijah tidak sekedar menggembirakan dan membela Muhammad saw. berdasarkan dugaan atau kamuflase belaka. Akan tetapi Khadijah mempersembahkan pembelaan dan menyenangkan hati suaminya karena berdasarkan data-data panjang yang ia hadapi selama ini. Dengan sigap dan penuh cinta, Khadijah mendampingi suaminya menghadapi persoalan hidup. Allahu a'lam.

Keistimewaan Khadijah


- Orang pertama yang shalat bersama Nabi saw.
- Wanita pertama yang memeberi keturunan lepada Nabi saw.
- Wanita pertama, di antara istri-istri Nabi saw. Yang mendapat berita dijamin masuk surga.
- Orang pertama yang beriman lepada Allah, ketika Rasulullah menerima rízala dari Allah.
- Orang pertama yang menerima ucapan salam dari Allah.
- Rasulullah tidak menikah dengan wanita lain sebelum wafatnya Khadijah ra.
- Wanita pertama yang menganugrahkan keturunan bagi beliau.
- Wanita pertama yang masuk kategori shiddiq.
- Istri Nabi saw. Yang pertama kali meninggal dunia.
- Orang pertama yang kuburannya dipersiapkan oleh Nabi saw.

Perjalanan hidupnya merupakan bekal perjalanan menuju kesucian, kehormatan, kemurahan hati, pengorbanan dan persembahan.

Comments