Imam Made in Jerman = Islam ala Kristen dan Yahudi (Semoga Allah Menunjukkan Kuasa-Nya)

Universitas Jerman dapat mengembangkan sebuah metode historis-kritis dalam membahas al-Qur'an

Hidayatullah.com--Jerman akan mendanai pusat kajian Islam di tiga univeritas negerinya guna melatih para imam dan guru agama dapat lebih menyatu dengan masyarakat Barat, dibanding para imam asing yang berdakwah di masjid-masjid yang ada.

Universitas Tuebingen dan Muenster terkenal dengan Fakultas Teologi Kristennya, di samping Paus Benediktus XVI adalah salah satu mantan profesor di sana. Sementara Universitas Osnabrueck mulai membuka kursus pekan ini dengan peserta 30 orang.

Sejak peristiwa 9/11 beberapa negara Eropa lebih memilih untuk mendidik para imam masjid dalam negeri di universitas-universitas mereka daripada mengambil dari negara-negara Islam, karena dinilai lebih bisa berbaur dangan masyarakat mereka.

Di Jerman, sekolah-sekolah negeri sudah memberikan kelas agama bagi murid-murid Katolik, Kristen, dan Yahudi. Berlin dan Saxony Bawah sudah membuka kelas Islam bagi siswanya. Beberapa kota dan negara bagian juga mulai menawarkan kelas serupa.

Menteri Pendidikan Jerman Annette Schavan memperkirakan dibutuhkan 2.000 imam dan guru jika semua negara bagian menawarkan kelas agama Islam di sekolah mereka.

"Kami ingin agar sebanyak mungkin imam dididik di Jerman," ujar Schavan sebagaimana dilansir Reuters. Menurutnya, imam adalah jembatan antara jamaah dengan masyarakat di mana masjid berdiri.

Islam ala Kristen dan Yahudi

Tuebingen dan Muenster berencana akan membuka kelas kursus mereka pada musim gugur tahun 2011. Keduanya sudah punya kursus tentang Islam, namun hanya sebagai subyek akademis dan bukan kursus pelatihan.

Schavan menekankan perlunya menerapkan kekakuaan atau kekerasan akademik Jerman pada Islam, sebuah metode yang tidak pernah dikenal dalam pengajaran teologi dalam dunia Islam.

Universitas-universitas Jerman dapat membantu Muslim mengembangkan "sebuah teologi yang mempertahankan substansi kepercayaan mereka dan menerjemahkannya ke dalam konteks modern. Universitas dapat mengembangkan sebuah metode historis-kritis dalam membahas al-Qur'an." Demikian Schavan.

Dengan kata lain, Islam yang akan diajarkan di universitas-universitas Jerman untuk kemudian diajarkan kepada siswa Muslim di sekolah dan jamaah masjid adalah Islam menurut pemikiran orang liberal, Kristen, dan Yahudi. Di mana mereka mengkaji al-Qur'an dengan metode hermenuetika.

Sebelumnya, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa Muslim harus mengikuti hukum konstitusi dan bukan syariah, jika mereka ingin tinggal di Jerman. Jerman adalah sebuah negara dengan akar budaya Kristen dan Yahudi, dan untuk itu negaranya memerlukan para imam yang memiliki akar sosial di sana. Baca berita sebelumnya Kanselir Jerman: Budaya Kita Kristen dan Yahudi.[di/rtr/hidayatullah.com]


Comments